Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Kamis resmi
meluncurkan proyek pembangunan sarana transportasi massal atau Mass
Rapid Transit (MRT).
"Akhirnya, setelah 24 tahu
n, dengan mengucapkan
Bismillahirrahmanirrahim, pembangunan MRT di Jakarta dimulai," kata
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dalam acara soft launching
proyek MRT di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Kamis sore.
Setelah dilakukan soft launching, sambung Jokowi, maka selanjutnya
pembangunan fisik sarana transportasi masal tersebut diserahkan
sepenuhnya kepada PT MRT Jakarta dan para pemenang tender.
"Mengenai pengerjaan fisiknya, itu kita serahkan kepada PT MRT
Jakarta. Bisa dimulai hari ini juga atau besok, itu uran mereka (PT MRT
Jakarta). Yang penting, kita minta agar secepatnya pengerjaan fisik
dimulai," ujar Jokowi.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT MRT Jakarta Dono Boestami juga secara resmi mengumumkan nama-nama pemenang
tender MRT.
"Setelah sebelumnya kita lakukan lelang untuk proyek pembangunan MRT,
akhirnya kita telah menetapkan para pemenangnya. Mereka juga sudah
resmi menjadi pemenang karena sudah melewati masa sanggah selama lima
hari kerja," tutur Boestami.
Menurut Boestami, ada dua konsorsium yang menjadi pemenang tender
untuk tiga paket MRT bawah tanah (underground), antara lain
Shimizu-Obayashi-Wijaya Karya-Jaya Construction Joint Venture untuk dua
paket. Sementara itu, Sumitomo Mitsui Construction Company (SMCC)-Hutama
Karya Joint Operation untuk satu paket.
Seperti diketahui, pengerjaan proyek MRT dibagi menjadi delapan paket
konstruksi sipil. Rinciannya, tiga konstruksi sipil bawah tanah
(underground), tiga konstruksi sipil layang dan dua paket pengadaan
sistem dan rolling stock (pengadaan kereta).
Dari delapan paket tersebut, enam paket sudah dilakukan lelang tender
terlebih dahulu, yakni tiga paket bawah tanah dan tiga paket layang.
Konstruksi sipil MRT bawah tanah dikerjakan terlebih dahulu karena waktu
pembangunannya lebih lama dibandingkan dengan konstruksi layang.
Dari hasil lelang tiga paket underground senilai Rp3,6 triliun,
terpilih dua konsorsium dari total tujuh konsorsium gabungan perusahaan
Jepang dan perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mengikuti
lelang tender.
Posting Komentar
Terima Kasih Telah Membaca Artikel di :
Blog Penguintanah - Biar Mainstream yang Penting Tetap Menarik.
Silahkan Berkomentar yang Relevan Tanpa Menyinggung Suku, Agama, Budaya atau Ras Tertentu.