Kisah Pak Samsu, si "Penjaga Lintasan Rel KA"







 “Pertamanya banyak yang menatap say dengan tatapan aneh.” Kata penjaga penyebrangan liar rel Kereta Api (KA), Kp. Bulu Tambun  Selatan. Samsu Purnomo sembari terkekeh mengawali percakapan.

Ada  sekelumit kisah pak Samsu, pria pensiunan dari salah satu perusahaan di kawasanan Cikarang. Tapi, jangan salah, meski Pak Samsu seorang pensiunan, ia punya tugas yang mulia yakni sebagai penjaga penyebrangan liar. Bukan karena ingin mendapatkan penghasilan, tapi semata-mata ia lakukan hanya untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang kerap kali menimpa penyebrang rel KA.

Banyaknya kecelakaan yang terjadi di penyebrangan liar kerata api. Membuat hati pak Samsu tergerak untuk menjadi penjaga penyebrangan liar KA tersebut. Namun, karena kesibukanya menjadi karyawan disebuah perusahaan di kawasan Cikarang tak memungkinkannya untuk membagi waktu, menjadi penjaga penyebrangan liar rel KA.

Ahirnya tahun 2003. Ketika ia pensiun, maka pak Samsu memulai meniti aktifitas sosialnya menjaga penyebrangan liar rel KA. Ia dibantu oleh dua orang temannya Akir dan Jauhari untuk menjaga penyebrangan tersebut. Tak ada jadwal tetap untuk menjaga penyebrangan liar rel KA. Siapa yang sempat maka dialah yang menjaga.

Sebelum mereka datang, tak pernah ada penjaga di rel liar KA tersebut. Saat subuh salah satu dari mereka ( Samsu, Akir dan Jauhari) menjaga penyebrangan. Setelah matahari tepat di atas kepala, salah satu dari mereka bergantian. Begitulah seterusnya hingga matahari terbenam akan mendapatkan ganti untuk penjaga yang ketiga.

Kadang-kadang pengendara dan pejalan kaki yang menyebrang tak jarang yang menyodorkan uang sebagai bentuk peduli dan ucapan terimakasih mereka. Mengenai uang tersebut, pak Samsu dan kawan-kawan tidak terlalu memikirkannya. Siapa yang dikasih maka uang itu adalah miliknya. Meskipun tak banyak yang peduli pada pada pak Samsu dan kawan-kawan. Namun, niat awal mereka tak surut untuk membantu, maka tak ada alasan untuk menghentikan aktivitas menjaga penyebrangan liar rel KA itu.

Walaupun sudah dijaga, kecelakaan di penyebrangan liar KA kerap terjadi, kadang masih saja membayangi para penyebrang. Hal Itu disebabkan oleh pengendara atau penyebrang yang tidak mempedulikan aba-aba dari  penjaga  penyebrangan, apalagi pada saat mereka sedang terburu-buru. Menurut Pak Samsu, tak sepatutnya mereka mementingkan yang lain dari pada nyawanya sendiri.

Dalam menjalani aktifitas tersebut tak sedikitpun  pak Samsu merasa malu, apalagi istrinya begitu mendukungnya. “Hitung-hitung buat tiket ke surga.” Kata istri pak Samsu yang telah menghadiahinya empat orang anak dan tujuh orang cucu ini. Tak jarang anak-anak pak Samsu membantu biaya kehidupan pak Samsu dan istrinya.

Berkat keteguhan pak Samsu, kini penyebrangan liar rel KA, Kp. Bulu Tambun selatan dapat meminimalisir kecelakaan yang terjadi disana. Kisah pak Samsu mengingatkan kita, bahwa membantu sesama tidak selalu dengan  dengan harta, namun dengan kemampuan dan tenaga, waktu kita pun dapat berbuat yang terbaik untuk membantu sesama. Walau, kelihatan sepele, namun dengan jasa pak Samsu dan kedua orang rekannya, mereka sudah ikut membantu para penyebrang rel liar KA untuk senantiasa berhati-hati. Penguintanah : Unik
Label:

Posting Komentar

Terima Kasih Telah Membaca Artikel di :
Blog Penguintanah - Biar Mainstream yang Penting Tetap Menarik.
Silahkan Berkomentar yang Relevan Tanpa Menyinggung Suku, Agama, Budaya atau Ras Tertentu.

[blogger]

Author Name

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.