Diterima di dua universitas ternama dunia, itulah yang kini dialami
Ayunda Faza Maudya atau biasa disapa Maudy Ayunda. Dara berusia 18 tahun
itu berhasil lolos menjadi mahasiswi di Universitas Columbia, Amerika
Serikat, sekaligus Universitas Oxford, Inggris. "Aku baru aja make decision
untuk ambil Oxford karena keterimanya itu baru seminggu lalu," ujar dia
yang ditemui di kediamannya di Kemang, Jakarta Selatan, Kamis, 17
Januari 2012.
Pemeran Kugy dalam Perahu Kertas ini langsung memilih Oxford karena melihat peringkat dan lokasinya. Kata Maudy, majalah Time menobatkan Oxford sebagai universitas terbaik ke dua dunia. Lalu secara interdisiplin, Oxford juga ternama soal politik dan filsafat seperti jurusan yang diambil Maudy, yaitu Philosophy, Politics, and Economic. "Ini general study, sih. Oxford bagus banget. Mereka juga well-known," ujar dia.
Dan, yang membuat Maudy riang adalah masa studi selama tiga tahun. Sehingga jika lulus tepat waktu, ia tidak akan ketinggalan dengan teman-temannya yang sudah mulai kuliah sejak tahun lalu. Maudy yang lulus pada 2012 memang tak dibolehkan langsung kuliah oleh sang Ibu karena usianya yang baru 17 tahun. Alasannya, kata dia, "Kamu di Indonesia dulu. Lagipula kamu juga bisa melakukan hal yang produktif," kata dia menuturkan ucapan sang Ibu.
Ucapan itu terbukti, karena selama setahun terakhir, Maudy berhasil merampungkan tiga film, yaitu Perahu Kertas 1 dan Perahu Kertas 2, serta Malaikat Tanpa Sayap. Dan yang paling membanggakan adalah pada 13-14 Desember 2012, ia tampil sebagai panelis Regional Meeting and Stakeholder Consultation on the Post-2015 Development Agenda di Nusa Dua, Bali, Indonesia.
Di Nusa Dua, Bali, Maudy bicara soal kemiskinan dan pengurangan pengangguran di depan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah pimpinan dunia lainnya. Ia mengaku, persiapan tampil di depan para pemimpin dunia itu berdekatan dengan persiapan ke Oxford. Sehari setelah di Bali, ia langsung terbang ke Inggris untuk menyelesaikan persiapan masuk.
Untungnya, semuanya berhasil baik. Maudy menuai pujian sebagai pembicara muda di Nusa Dua, Bali. Ia pun berhasil masuk ke Universitas tertua kedua sedunia yang berada di Inggris ini.
Pemeran Kugy dalam Perahu Kertas ini langsung memilih Oxford karena melihat peringkat dan lokasinya. Kata Maudy, majalah Time menobatkan Oxford sebagai universitas terbaik ke dua dunia. Lalu secara interdisiplin, Oxford juga ternama soal politik dan filsafat seperti jurusan yang diambil Maudy, yaitu Philosophy, Politics, and Economic. "Ini general study, sih. Oxford bagus banget. Mereka juga well-known," ujar dia.
Dan, yang membuat Maudy riang adalah masa studi selama tiga tahun. Sehingga jika lulus tepat waktu, ia tidak akan ketinggalan dengan teman-temannya yang sudah mulai kuliah sejak tahun lalu. Maudy yang lulus pada 2012 memang tak dibolehkan langsung kuliah oleh sang Ibu karena usianya yang baru 17 tahun. Alasannya, kata dia, "Kamu di Indonesia dulu. Lagipula kamu juga bisa melakukan hal yang produktif," kata dia menuturkan ucapan sang Ibu.
Ucapan itu terbukti, karena selama setahun terakhir, Maudy berhasil merampungkan tiga film, yaitu Perahu Kertas 1 dan Perahu Kertas 2, serta Malaikat Tanpa Sayap. Dan yang paling membanggakan adalah pada 13-14 Desember 2012, ia tampil sebagai panelis Regional Meeting and Stakeholder Consultation on the Post-2015 Development Agenda di Nusa Dua, Bali, Indonesia.
Di Nusa Dua, Bali, Maudy bicara soal kemiskinan dan pengurangan pengangguran di depan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah pimpinan dunia lainnya. Ia mengaku, persiapan tampil di depan para pemimpin dunia itu berdekatan dengan persiapan ke Oxford. Sehari setelah di Bali, ia langsung terbang ke Inggris untuk menyelesaikan persiapan masuk.
Untungnya, semuanya berhasil baik. Maudy menuai pujian sebagai pembicara muda di Nusa Dua, Bali. Ia pun berhasil masuk ke Universitas tertua kedua sedunia yang berada di Inggris ini.
Posting Komentar
Terima Kasih Telah Membaca Artikel di :
Blog Penguintanah - Biar Mainstream yang Penting Tetap Menarik.
Silahkan Berkomentar yang Relevan Tanpa Menyinggung Suku, Agama, Budaya atau Ras Tertentu.