Masih Hidup Saat Terlempar dari Pesawat, Ye Malah Meninggal Ditabrak Pemadam Kebakaran -Petugas pemadam kebakaran yang menabrak salah satu korban selamat
pesawat maskapai Korea Selatan, Asiana Airlines, tidak dikenakan tuduhan
hukum. Hal itu lantaran para petugas pemadam kebakaran tidak sengaja
menabrak dan dianggap kecelakaan.
Laman LA Times, Jumat 18 Oktober 2013 melansir padahal pada saat ditabrak, Ye Meng Yuan, masih dalam keadaan hidup walau terlempar dari dalam pesawat. Petugas pemadam kebakaran tidak melihat posisi siswa SMA berusia 16 tahun itu ketika dia berdiri di belakang pesawat.
Hal itu disampaikan Jaksa Agung Distrik San Mateo, Stephen M. Wagstaffe, ketika memberikan keterangan Jumat kemarin. Wagstaffe menyimpulkan hal itu, usai melihat beberapa video dan laporan dari beberapa pejabat.
"Kematian Ye Meng Yuan, merupakan kecelakaan tragis dan tidak melibatkan tindak pelanggaran apa pun dalam hukum kejahatan kami," kata Wagstaffe.
Bahkan Wagstaffe memuji upaya pemadam kebakaran dan petugas polisi San Fransisco yang dengan cepat merespons peristiwa kecelakaan pesawat yang terjadi pada 6 Juli lalu.
"Mereka berusaha menyelamatkan ratusan jiwa walaupun di saat bersamaan mereka juga membahayakan keselamatannya sendiri," kata dia.
Kini bahkan Jaksa Umum berniat menutup kasus ini.
Menurut laporan pejabat berwenang, Ye ditabrak kendaraan khusus pemadam kebakaran untuk aksi penyelamatan pesawat atau lazim disebut ARFF. Kendaraan itu dapat menyemburkan busa pemadam api.
Ye diyakini tertutup busa ketika kendaraan ARFF menabraknya. Jasadnya ditemukan tak jauh dari lokasi sayap kiri pesawat Boeing 777.
Sementara pengacara keluarga Ye, Anthony Tarricone, mengaku tidak terlalu terkejut dengan absennya tuduhan hukum bagi petugas pemadam kebakaran itu. Pihak keluarga, disebut Tarricone, tidak mengejar kejahatan pidana dalam kasus itu.
"Gugatan perdata yang bermaksud ingin kami tuntut," kata Tarricone seperti dilansir kantor berita BBC.
Selain Ye, dua teman sekolahnya turut menjadi korban tewas. Mereka merupakan bagian dari kelompok siswa dan guru dari China yang berniat ikut kamp musim panas selama tiga minggu di selatan California, Amerika Serikat.
Selain korban tewas, sebanyak 180 dari 307 penumpang, dilaporkan mengalami luka. Hingga saat ini Badan Keselamatan Transportasi Nasional, masih terus melakukan investigasi terhadap kasus tersebut.
Laman LA Times, Jumat 18 Oktober 2013 melansir padahal pada saat ditabrak, Ye Meng Yuan, masih dalam keadaan hidup walau terlempar dari dalam pesawat. Petugas pemadam kebakaran tidak melihat posisi siswa SMA berusia 16 tahun itu ketika dia berdiri di belakang pesawat.
Hal itu disampaikan Jaksa Agung Distrik San Mateo, Stephen M. Wagstaffe, ketika memberikan keterangan Jumat kemarin. Wagstaffe menyimpulkan hal itu, usai melihat beberapa video dan laporan dari beberapa pejabat.
"Kematian Ye Meng Yuan, merupakan kecelakaan tragis dan tidak melibatkan tindak pelanggaran apa pun dalam hukum kejahatan kami," kata Wagstaffe.
Bahkan Wagstaffe memuji upaya pemadam kebakaran dan petugas polisi San Fransisco yang dengan cepat merespons peristiwa kecelakaan pesawat yang terjadi pada 6 Juli lalu.
"Mereka berusaha menyelamatkan ratusan jiwa walaupun di saat bersamaan mereka juga membahayakan keselamatannya sendiri," kata dia.
Kini bahkan Jaksa Umum berniat menutup kasus ini.
Menurut laporan pejabat berwenang, Ye ditabrak kendaraan khusus pemadam kebakaran untuk aksi penyelamatan pesawat atau lazim disebut ARFF. Kendaraan itu dapat menyemburkan busa pemadam api.
Ye diyakini tertutup busa ketika kendaraan ARFF menabraknya. Jasadnya ditemukan tak jauh dari lokasi sayap kiri pesawat Boeing 777.
Sementara pengacara keluarga Ye, Anthony Tarricone, mengaku tidak terlalu terkejut dengan absennya tuduhan hukum bagi petugas pemadam kebakaran itu. Pihak keluarga, disebut Tarricone, tidak mengejar kejahatan pidana dalam kasus itu.
"Gugatan perdata yang bermaksud ingin kami tuntut," kata Tarricone seperti dilansir kantor berita BBC.
Selain Ye, dua teman sekolahnya turut menjadi korban tewas. Mereka merupakan bagian dari kelompok siswa dan guru dari China yang berniat ikut kamp musim panas selama tiga minggu di selatan California, Amerika Serikat.
Selain korban tewas, sebanyak 180 dari 307 penumpang, dilaporkan mengalami luka. Hingga saat ini Badan Keselamatan Transportasi Nasional, masih terus melakukan investigasi terhadap kasus tersebut.
Posting Komentar
Terima Kasih Telah Membaca Artikel di :
Blog Penguintanah - Biar Mainstream yang Penting Tetap Menarik.
Silahkan Berkomentar yang Relevan Tanpa Menyinggung Suku, Agama, Budaya atau Ras Tertentu.