Kentut merupakan hal yang memalukan jika didepan umum. Persoalan
kentut memicu konflik dan berakhir dipengadilan dengan konpensasi US$
100.000 atau sekitar Rp.930 juta!
Kedengarannya sesuatu hal yang konyol persoalan kentut bisa berakhir
di pengadilan dan menimbulkan gugatan materi dgn jumlah yg cukup
fantastis, tapi ini benar-benar terjadi di Swedia.
Menurut Göran Andervass, 44, seorang teknisi komputer dia kedatangan
seorang klien dikantornya dan klien-nya itu kentut diruangannya, kentut
yang keras dan menimbulkan bau yang menjijikkan, demikian menurut koran
lokal setempat Aftonbladet.
Andervass menuduh klien-nya itu memprovokasi dirinya dengan kentut
dihadapannya dan dia marah terhadap klien-nya itu sehingga menimbulkan
pertengkaran dan kegaduhan sehingga menarik perhatian orang seisi
kantor, sampai akhirnya berita itu sampai ke telinga boss si klien yang
juga merupakan direktur Bank National Swedia.
Andervass dan klien-nya dipanggil si boss di Bank National Swedia dan
mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, Andervass menuturkan apa yang
terjadi tapi si klien tetap membantah keras kalau dia telah kentut dan
menimbulkan bau yang tidak sedap dan sekali lagi pertengkaran hampir
saja kembali terjadi kalo saja tidak ditengahi oleh direktur Bank
National Swedia itu.
Akhirnya Andervass dipecat oleh kantornya atas pengaduan boss Bank National Swedia dengan alasan “persoalan pribadi”.
Akhirnya Andervass dipecat oleh kantornya atas pengaduan boss Bank National Swedia dengan alasan “persoalan pribadi”.
Tentu saja Andervass tidak terima dan balik menuntut Bank National
Swedia ke pangadilan dengan gugatan ganti rugi inmateriil sebesar U$
100,000 atau sekitar Rp.930 juta! dan ternyata gugatan Andervass
dikabulkan pengadilan sehingga Bank National Swedia diwajibkan membayar
ganti rugi sebesar Rp. 930 juta!
Inilah kentut termahal didunia yang pernah tercatat dalam sejarah peradaban manusia seperti dikutip dari didunia.net
Posting Komentar
Terima Kasih Telah Membaca Artikel di :
Blog Penguintanah - Biar Mainstream yang Penting Tetap Menarik.
Silahkan Berkomentar yang Relevan Tanpa Menyinggung Suku, Agama, Budaya atau Ras Tertentu.