Gunung Ciremai Dijual Rp60 Triliun - Broadcast itu bertebaran di Blackberry
Messengger (BBM) dan jejaring sosial Facebook serta Twitter.
Masyarakat, terutama para pencinta alam, pun dibuat gerah dengan kabar
tersebut.
Tak cukup sampai di situ, ajakan untuk menyelamatkan Gunung Ciremai langsung berdatangan melalui hashtag #saveciremai sampai hari ini, Senin (3/3/2014).
Dalam "selebaran" itu disebutkan bahwa Gunung Ciremai dijual kepada perusahaan minyak asal Amerika, Chevron, dalam kontrak kerjasama dengan pemerintah pusat dan Provinsi Jawa Barat. Dijelaskan pula dalam broadcast itu bahwa jika Chevron mengeksploitasi Geothermal akan ada dampak yang dirasakan masyarakat setempat, seperti keluarnya campuran karbon dioksida, hidrogen, sulfida, metana, dan amonia yang akan mencemari lingkungan.Pencemaran itu akan berpengaruh terhadap pemanasan global, hujan asam, dan bau tidak sedap bahkan beracun.
Belum diketahui siapa pengirim broadcast tersebut. Pemerintah Provinsi Jawa Barat maupun Kabupaten Kuningan juga belum ada yang berkomentar terkait hal ini.
Sementara mantan Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf dalam akun Twitter-nya @DedeYusuf_1, Minggu 2 Maret 2014, angkat bicara mengenai broadcast menghebohkan itu.“Memangnya gunung bisa dijual? Kalau boleh, nanti ada org/perusahaan beli Gunung Kelud, Gn Krakatau atau Gn Tangkubanperahu,” ujar dia dalam akun Twitter-nya.
“Panas bumi di Gunung Papandayan, Garut, dikelola Pertamina-Chevron sbg PLTP. Apakah bisa dikatakan pemerintah #JualGunung Papandayan?” sambungnya. “Geothermal di Gn Tangkubanperahu di KBB/Subang sedang ditawarkan ke investor dalam & luar negeri. Apakah pemerintah disebut #JualGunung? Panas bumi di Gunung Salak, Bogor, dikelola Pertamina-Chevron sbg PLTP. Apakah pemerintah disebut #JualGunung? hampir 70% panas bumi/geothermal ada di gunung2 yg berlokasi di Jabar. Yg ditawarkan ke investor pasti panas buminya, bukan #JualGunung,” Dede Yusuf menjelaskan lebih lanjut.
Dede Yusuf pun meminta publik mempertanyakan langsung tentang isu penjualan Gunung yang dikenal angker oleh para pendaki ini kepada Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Kementerian Kehutanan Republik Indonesia.
Tak cukup sampai di situ, ajakan untuk menyelamatkan Gunung Ciremai langsung berdatangan melalui hashtag #saveciremai sampai hari ini, Senin (3/3/2014).
Dalam "selebaran" itu disebutkan bahwa Gunung Ciremai dijual kepada perusahaan minyak asal Amerika, Chevron, dalam kontrak kerjasama dengan pemerintah pusat dan Provinsi Jawa Barat. Dijelaskan pula dalam broadcast itu bahwa jika Chevron mengeksploitasi Geothermal akan ada dampak yang dirasakan masyarakat setempat, seperti keluarnya campuran karbon dioksida, hidrogen, sulfida, metana, dan amonia yang akan mencemari lingkungan.Pencemaran itu akan berpengaruh terhadap pemanasan global, hujan asam, dan bau tidak sedap bahkan beracun.
Belum diketahui siapa pengirim broadcast tersebut. Pemerintah Provinsi Jawa Barat maupun Kabupaten Kuningan juga belum ada yang berkomentar terkait hal ini.
Sementara mantan Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf dalam akun Twitter-nya @DedeYusuf_1, Minggu 2 Maret 2014, angkat bicara mengenai broadcast menghebohkan itu.“Memangnya gunung bisa dijual? Kalau boleh, nanti ada org/perusahaan beli Gunung Kelud, Gn Krakatau atau Gn Tangkubanperahu,” ujar dia dalam akun Twitter-nya.
“Panas bumi di Gunung Papandayan, Garut, dikelola Pertamina-Chevron sbg PLTP. Apakah bisa dikatakan pemerintah #JualGunung Papandayan?” sambungnya. “Geothermal di Gn Tangkubanperahu di KBB/Subang sedang ditawarkan ke investor dalam & luar negeri. Apakah pemerintah disebut #JualGunung? Panas bumi di Gunung Salak, Bogor, dikelola Pertamina-Chevron sbg PLTP. Apakah pemerintah disebut #JualGunung? hampir 70% panas bumi/geothermal ada di gunung2 yg berlokasi di Jabar. Yg ditawarkan ke investor pasti panas buminya, bukan #JualGunung,” Dede Yusuf menjelaskan lebih lanjut.
Dede Yusuf pun meminta publik mempertanyakan langsung tentang isu penjualan Gunung yang dikenal angker oleh para pendaki ini kepada Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Kementerian Kehutanan Republik Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Telah Membaca Artikel di :
Blog Penguintanah - Biar Mainstream yang Penting Tetap Menarik.
Silahkan Berkomentar yang Relevan Tanpa Menyinggung Suku, Agama, Budaya atau Ras Tertentu.