MOSKOW - Lima orang hacker dituduh telah
menyerang jaringan komputer lebih dari 12 perusahaan besar dan mencuri
sekira 160 juta nomor kartu kredit dan debit. Para penjahat cyber itu melakukan operasi pencurian selama tujuh tahun.
Kelompok hacker yang terdiri dari empat orang asal Rusia dan satu dari Ukraina, ditangkap di New Jersey pada Kamis, serta dituduh berkomplot untuk menembus jaringan perusahaan besar seperti Nasdaq, 7-Eleven, JCPenney, dan Dow Jones. Para hacker tersebut ialah Vladimir Drinkman (32), Aleksandr Kalinin (26), Roman Kotov (32), dan Dmitriy Smilianets (29), Mikhail Rytikov (26).
Kelimanya berkomplot menjalankan sebuah organisasi hacker produktif yang bertanggungjawab atas sejumlah pelanggaran data terbesar yang pernah terungkap. Jaksa setempat menyebut kasus ini sebagai kasus peretasan dan pencurian data terbesar di Amerika Serikat (AS).
"Para terdakwa dituntut karena diduga bertanggungjawab atas ujung tombak konspirasi hacker di seluruh dunia yang menargetkan konsumen dan perusahaan, sehingga menyebabkan kerugian ratusan juta dolar," kata Department of Justice Acting Assistant Attorney General, Mythili Raman, seperti dikutip dari Mashable, Senin (29/7/2013).
Kelompok hacker juga mencuri rincian kartu kredit dan debit. Para jaksa yakin bahwa mereka masuk ke jaringan Nasdaq dan Dow Jones untuk memperoleh rincian login dan password konsumen. Kelompok ini sering berkomunikasi melalui pesan instan online, yang terkadang dienkripsi, untuk memberitahukan kesuksesan aksi peretasan mereka.
Kelompok hacker yang terdiri dari empat orang asal Rusia dan satu dari Ukraina, ditangkap di New Jersey pada Kamis, serta dituduh berkomplot untuk menembus jaringan perusahaan besar seperti Nasdaq, 7-Eleven, JCPenney, dan Dow Jones. Para hacker tersebut ialah Vladimir Drinkman (32), Aleksandr Kalinin (26), Roman Kotov (32), dan Dmitriy Smilianets (29), Mikhail Rytikov (26).
Kelimanya berkomplot menjalankan sebuah organisasi hacker produktif yang bertanggungjawab atas sejumlah pelanggaran data terbesar yang pernah terungkap. Jaksa setempat menyebut kasus ini sebagai kasus peretasan dan pencurian data terbesar di Amerika Serikat (AS).
"Para terdakwa dituntut karena diduga bertanggungjawab atas ujung tombak konspirasi hacker di seluruh dunia yang menargetkan konsumen dan perusahaan, sehingga menyebabkan kerugian ratusan juta dolar," kata Department of Justice Acting Assistant Attorney General, Mythili Raman, seperti dikutip dari Mashable, Senin (29/7/2013).
Kelompok hacker juga mencuri rincian kartu kredit dan debit. Para jaksa yakin bahwa mereka masuk ke jaringan Nasdaq dan Dow Jones untuk memperoleh rincian login dan password konsumen. Kelompok ini sering berkomunikasi melalui pesan instan online, yang terkadang dienkripsi, untuk memberitahukan kesuksesan aksi peretasan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Telah Membaca Artikel di :
Blog Penguintanah - Biar Mainstream yang Penting Tetap Menarik.
Silahkan Berkomentar yang Relevan Tanpa Menyinggung Suku, Agama, Budaya atau Ras Tertentu.